• Linggajati, juga dieja Linggarjati, adalah sebuah desa di kecamatan Cilimus,
Kuningan yang
terletak di kaki Gunung Ceremai, antara kota Cirebon dan Kuningan. Di tempat ini
dilangsungkan Perundingan
Linggarjati antara
Indonesia dan Belanda pada tahun 1946. Tempat
diselenggarakannya Perundingan Linggarjati kini dilestarikan sebagai Museum
Linggarjati.
• 10 November 1946 diadakan perundingan
Indonesia dengan Belanda di Linggajati
• Indonesia dipimpin oleh
Perdana Menteri Sutan
Syahrir sedangkan Belanda
dipimpin
Hubertus Johannes Van Mook.
Hubertus Johannes Van Mook.
• 15
November 1946 hasil
perundingan diumumkan dan disetujui kedua belah pihak
• 25
Maret 1947 hasil perundingan
ditandatangani dan disyahkan secara resmi
Isi Perjanjian Linggajati :
1.
Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan
yang meliputi Jawa, Madura , dan Sumatera .
yang meliputi Jawa, Madura , dan Sumatera .
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama
membentuk Negara Indonesia
Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat.
Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat.
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan
membentuk uni Indonesia Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
• Pelaksanaan hasil
perundingan ini tidak berjalan baik. Pada tanggal 20 Juli 1947,
Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat
lagi dengan perjanjian ini.
Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat
lagi dengan perjanjian ini.
• 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer
Belanda I. Hal
ini merupakan akibat dari
perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
Agresi
Militer Belanda I
• Tujuan utama agresi
Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya
dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak.
dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak.
• Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan
simbol Palang Merah di badan
pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah
Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda
Udara Mas Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr.Abdulrahman Saleh dan
Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.
pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah
Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda
Udara Mas Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr.Abdulrahman Saleh dan
Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.
• Republik Indonesia
secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB, karena
agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu
Persetujuan Linggajati.
agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu
Persetujuan Linggajati.
• 1 Agustus 1947 PBB mengeluarkan
resolusi yang isinya menyerukan
agar konflik
bersenjata dihentikan. Akhirnya 4 Agustus 1947 Belanda mengumumkan gencatan senjata.
bersenjata dihentikan. Akhirnya 4 Agustus 1947 Belanda mengumumkan gencatan senjata.
• 25 Agustus
1947 Dewan Keamanan membentuk
suatu komite yang akan menjadi
penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini bernam KTN ( Komisi
Tiga Negara ) yaitu Australia (dipilih Indonesia) diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia
( dipilih Belanda ) diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat ( pihak netral )
menunjuk Dr. Frank Porter Graham.
penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini bernam KTN ( Komisi
Tiga Negara ) yaitu Australia (dipilih Indonesia) diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia
( dipilih Belanda ) diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat ( pihak netral )
menunjuk Dr. Frank Porter Graham.
Perjanjian Renville
• Perjanjian
Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang
ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika
Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta.
ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika
Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta.
Agresi
Militer Belanda II
• Agresi Militer
Belanda II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan
serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, yaitu pemboman atas
lapangan terbang Maguwo, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta , Sutan
Syahrir dan Suryadarma.
serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, yaitu pemboman atas
lapangan terbang Maguwo, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta , Sutan
Syahrir dan Suryadarma.
• Sebelum tertangkap,
Presiden Sukarno mengirim mandat lewat radio kepada Menteri
Kemakmuran, Mr. Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat
Republik Indonesia ( PDRI )
Republik Indonesia ( PDRI )
• Agresi militer ini
menimbulkan reaksi dunia, seperti India, Afganistan, Myanmar, dan
negara Asia lain.
negara Asia lain.
• Mereka mendesak agar
Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta dan serdadu
Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia.
Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia.
• Belanda tidak
mempedulikan desakan itu dan baru bersedia setelah Dewan Keamanan
PBB turun tangan.
PBB turun tangan.
Perjanjian
Roem-Royen
• Perjanjian
Roem-Royen (juga
disebut Perjanjian Roem-Van Roijen) adalah sebuah
perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949
dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949
dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Isi Perjanjian Roem-Royen :
2. Menghentikan gerakan
militer dan membebaskan semua tahanan politik
3. Akan diselenggarakan
perundingan lagi yaitu KMB antara Belanda dan Indonesia setelah
pemerintah RI
kembali ke Yogyakarta
4. Belanda menyetujui
adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia
Serikat
Serikat
KMB
• Konferensi
Meja Bundar adalah sebuah
pertemuan antara pemerintah Republik
Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga
2 November 1949.
Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga
2 November 1949.
• Delegasi Indonesia
dipimpin Moh. Hatta
• Delegasi BFO ( Badan
Musyawarah Negara-Negara Federal ) dipimpin Sultan
Hamid II
• Delegasi Belanda
dipimpin Mr. Van Maarseveen
• UNCI (United
Nations Commission for Indonesia) dipimpin Chritchley
Hasil KMB :
1. Serahterima kedaulatan
dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik
Indonesia
Serikat, kecuali Papua bagian barat.
Serikat, kecuali Papua bagian barat.
2. RIS dan Belanda akan
tergabung dalam Uni Indonesia Belanda
3. Irian Barat akan
diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda
Dampak KMB :
1. Belanda mengakui
kemerdekaan Indonesia
2. Konflik dengan Belanda
diakhiri dan pembangunan dapat dimulai
3. Irian Barat belum dapat
diserahkan kepada RIS
4. Bentuk negara serikat
tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan
• 27 Desember 1949 diadakan upacara
pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda
kepada Pemerintah RIS.
kepada Pemerintah RIS.
• Upacara pengakuan di Den Haag dan Yogyakarta
• Pengakuan di Den Haag , Ratu Yuliana sebagai wakil Negeri
Belanda, dan Drs. Moh. Hatta
sebagai wakil Indonesia.
• Pengakuan di Yogyakarta, Belanda diwakili Mr. Lovink dan Indonesia diwakili Sri
Sultan
Hamengkubuwono IX
• Sehari setelah
pengakuan, ibu kota negara berpindah ke Jakarta.